1.Levels (Ctrl+L):
utk memperbaiki tonal balance image, geser slider histogram (input levels) pada ujung kiri / kanan (black / white point) shg tdk terdapat gap (posisikan pada titik di mana awal mulai menanjak / menurunnya histogram), bila image terlihat kurang terang, geser slider tengah (mid point) ke kiri (biasanya cukup antara 1,20 - 1,40). Bagi yang sudah terbiasa, Curves (Ctrl+M) akan dirasa lebih powerfull dengan fungsi yang sama.
Auto Levels dapat digunakan, jika kita merasa cukup puas dgn hasilnya, walau tdk selalu berhasil.
Auto Color dapat digunakan utk mengoreksi warna, jika kita mempergunakan ini, tidak perlu lagi pengaturan Levels, krn pada Auto Color, selain dilakukan koreksi warna, juga sekaligus diperbaiki levelnya;
jika kurang puas, dapat dilakukan dgn Color Balance dan / atau Hue/Saturation.
2.Burn / Dodge Tool:
Untuk memperbaiki “bagian” image yang terlalu terang / gelap, lakukan bilamana diperlukan.
3.Healing Brush / Clone Stamp Tool:
Untuk “menambal” bagian image yang cacat atau yang tidak dikehendaki dgn bagian image lain yang mirip.
Healing Brush cocok bila tekstur aslinya ingin dipertahankan (mis: menghilangkan jerawat wajah);
Clone Stamp akan “menjiplak” persis seperti aslinya.
4.Blur / Sharpen Tool:
Untuk mengaburkan / menajamkan “bagian” image,
Blur Tool sering digunakan untuk “menyembunyikan” bagian image yang dianggap mengganggu (mis: mengaburkan kerutan2 wajah), sebaliknya Sharpen Tool banyak digunakan untuk menajamkan bagian image yang kurang tajam.
5.Crop Tool:
Digunakan untuk mengcropping sekaligus meresize image sesuai dengan format ukuran cetaknya, di sini kita juga bisa memperbaiki framming foto seperti apa yang dilakukan dengan Rectangular Marquee Tool (selection), dengan catatan perbandingan panjang - lebarnya sudah ditentukan sebelumnya, atau memperbaiki sudut pandang (perspektif), terutama berguna pada pemotretan dgn lensa sudut lebar (wide angle lens), di mana lebih mudah terjadi barrel distorsion (terutama pada tepi frame, utk obyek arsitektur).
Isilah panjang / lebarnya sesuai dengan ukuran cetak yang kita inginkan (dalam satuan cm atau inch), jangan lupa isi resolusinya sesuai dengan resolusi cetaknya, saat ini resolusi cetak minilab foto adalah 300 ppi.
Jangan lupa, kita harus menyesuaikan resolusi image kita dengan ukuran cetaknya (resolusi 300 ppi), agar hasil cetaknya optimal, karena bila dipaksakan image dengan resolusi rendah, dicetak dalam ukuran besar, hasilnya tidak akan optimal, walau secara otomatis saat resize, dilakukan interpolasi (meningkatkan jumlah pixel), tapi detail, informasi warna, dll. tidak bertambah, sehingga hasilnya adalah image dengan detail rendah, kurang tajam, lebih banyak noise / artefact. Agar hasil akhirnya optimal, usahakan image aslinya cukup baik dengan resolusi cukup tinggi, sesuai dengan ukuran cetaknya; maksimal interpolasi boleh dilakukan sebesar 1,5-2,0 kali, pastikan metode Bicubic yang kita pilih untuk hasil terbaik; bila kita ingin hasil yang lebih baik lagi, terutama untuk keperluan cetak ukuran besar, bisa mempergunakan plug-in Photoshop (optional) dengan metode “Fractal”.
Contoh image digital dengan max ukuran cetaknya (pada resolusi 300 ppi) TANPA interpolasi:
1600 x 1200 (2 MP) : 4R6.Unsharp Mask (USM):
2048 x 1536 (3 MP) : 5R dst.nya.
Filter ini termasuk filter sharpen, kelebihannya kita dapat mengatur parameternya sesuai dengan kebutuhan, lakukan pada langkah terakhir, atau setiap setelah melakukan resize image, di mana umumnya image menjadi lebih soft (berkurang ketajamannya).
Untuk keperluan cetak:
Amount: 100-200% untuk meningkatkan kontras pixel, umumnya cukup 150%.untuk menentukan jumlah pixel di sekitar tepi pixel yang ditajamkan, untuk tepatnya: bagi nilai resolusi cetaknya dengan angka 200, misalnya: resolusi cetak 300 ppi, berarti 300/200= 1,5 pixel.
Radius: 1-2 pixel
Threshold: 2-20 pixeluntuk menentukan seberapa tajam pixel dari daerah sekitarnya. Umumnya cukup sekitar 15 pixel, nilai yang terlalu kecil, akan membuat noise / artefact berlebihan.
Satu yang perlu diingat, hasil USM pada cetakan, TIDAK sedramatis seperti yang terlihat di monitor (pembesaran 100%).
Bila ingin melihat “preview” hasil cetaknya, tampilkan dgn hand tool: print size, untuk amannya zoom-in 40-50%, krn biasanya hasil cetak lebih detail / tajam dari zoom 24%.
NB:
Kita tidak perlu merasa “bersalah” dengan melakukan retouch image digital yang kita dapatkan dengan kamera digital, karena hal yang samapun dilakukan pada saat proses pencetakan di lab foto pada hasil cetak film (kamera analog), apa yang kita dapatkan, adalah yang sudah “jadi”, bedanya adalah, dengan “digital dark room”, kita lebih mudah melakukannya (sendiri, atau oleh operator lab foto).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar