Macrofotografi
semakin banyak peminatnya dari waktu ke waktu, boleh jadi karna salah
satu alasannya karna kekaguman kita terhadap sesuatu yg luar biasa yg
tidak cukup nampak oleh mata kita secara langsung. Alasan diatas saya
persempit dari objek foto makro yg begitu luas, Mengapa ? karna saya
ngin mengarahkan pembicaraan ini pada objek binatang kecil dan Objek
lain semisal butir.
Macrophotografi sendiri adalah aliran fotografi yg melihat segala
sesuatu dalam dunia yg lebih kecil guna mengeksplorasi detil dan tekstur
sebuah objek yg tidak nampak secara kasat mata.
Dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas secara mendalam tentang
macrophotografi dalam artian yg luas, baik mengenai peralatan maupun
teknik dalam membuat sebuah foto macro. Karna begitu banyak cara yg
digunakan para macromania dari yg sederhana sampai pada tingkatan sangat
canggih. Saya hanya ingin berbagi mengenai cara yg biasa saya gunakan
dalam merekam objek makro.
Setidaknya ada 4 cara dalam membuat fotomacro berkenaan dengan alat yg dibutuhkan :
1. Lensa Macro
Dari semua alat yg digunakan untuk membuat foto makro boleh jadi inilah
yg paling baik dan menghasilkan gambar yg sempurna. Sebagai lensa
normal lensa makro dapat berfungsi secara optimal dimana ketajaman,
kekontrasan, dan fokus secara manual maupun otomatis berjalan sempurna.
Jika anda ingin mendalami fotografi makro secara serius dan memiliki
anggaran yg cukup, ini adalah pilihan terbaik menurut saya. Dipasaran
ada beberapa pilihan diantaranya adalah :
- Lensa macro normal : 50 mm – 65 mm
- Lensa macro mid tele : 90 mm – 105 mm
- Lensa macro tele : 150 mm – 180 mm
Pilihan lensa diatas tergantung dari kebutuhan dan anggaran dana yg
kita miliki, semakin tinggi focal length (ditandai dengan mm) semakin
mahal harga sebuah lensa kecuali apabila pembesarannya lebih tinggi
seperti MP-E 65 mm / F 2,8 1-5 X.
2. Extension tube
yaitu semacam logam yang memiliki fitting bayonet di kedua ujungnya yg
berfungsi sebagai penghubung elektronik dari lensa ke kamera. Alat ini
dapat meningkatkan pembesaran tergantung dari berapa kali pembesaran
dan berapa banyak alat ini terpasang pada sebuah kamera. Yg perlu
diperhatikan adalah semakin banyak gabungan extesion tube maka akan
semakin lama pula exposurenya sehingga kemampuan mode auto akan
berkurang.
3. Flter Close up
Filter ini memiliki tingkat pembesaran yang beragam, dipasaran umum yg
ada mulai +1 - + 10 dan dapat dibeli secara terpisah ataupun satu set.
Penggunaan filter ini seperti filter2 pada umumnya yaitu direkatkan di
bagian depan lensa. Dampak yg timbul dengan penggunaan alat ini adalah
akan menurunkan DOF ( dept of field ) atau ruang ketajaman sehingga
diperlukan bukaan diafragma kecil. Semakin tinggi tingkat pembesaran
maka jarak terhadap objek akan semakin dekat. Yg paling banyak
digunakan oleh peminat macrofotografi adalah Raynox DCR 250
4. Reverse Ring
Mungkin alat ini yg paling banyak digunakan para peminat fotomakro,
alasan utamanya adaah harga yg terjangkau. Reverse Ring adalah sebuah
linkaran logam dengan fitting bayonet yg berfungsi menyambung bagian
muka lensa dengan kamera atau dengan kata lain posisi lensa terbalik
dari biasanya. Dengan menggunakan reverse ring otomatis hanya dapat
menggunakan mode manual karna merupakan penghubung non elektronik. Hasil
yg direkam dengan bantuan alat ini cukup tajam meski DOF cukup sempit.
Apa yg perlu diperhaikan dalam membuat foto makro ?
Secara umum hal ini yg menjadi perhatian dalm membuat sebuah foto macro adalah
1. Lighting ( Pencahayaan)
Pencahayaan dalam membut foto macro sangat beragam dan unik, karna para
peminat macrophotografi berkreasi dengan caranya masing2. saya
merangkum setidaknya ada 4 cara yg biasa digunakan oleh para peminat
macrofotografi :
A. Cahaya Matahari
Cahaya ini sungguh luar biasa buat saya, murah karna tersedia secara
gratis dan sempurna karna penyebaran cahaya ke setiap sudut ruang
ketajaman merata.
Saya akan membahas lebih dalam pada pembahasan selanjutnya, tentunya adalah cara yg biasa saya gunakan.
B. Twin light Flash
Yaitu dua buah lensa yg direkatkan didepan lensa, intensitas hanya
dapat diatur sehingga dapat menghasilkan cahaya sesuai dengan keinginan
kita, yg menjadi kendala mungkin mahalnya alat ini apalagi bila Branded
( merk Nikon dan Canon).
C. Ring Flash
Flash yg berbentuk lingkaran yg melingkari lensa. Hasil pencahayaannya
cukup merata meski terkesan kuat. Ring Flash cukup berat sehingga cukup
menjadi kendala ketika membuat foto makro, shake seringali tidak
terhindarkan karna beban yg berat. Harga Ring Flash yg branded cukup
mahal meski kini telah banyak dijual merk lain yg cukup terjangkau.
D. Flash external di beri diffuser
Penggunaan flash external dengan pemberian diffuser didepannya menjadi
perhatian cukup besar bagi peminat foto makro, salah satunya harga
diffuser yg terjangkau. Penyebaran cahaya dengan alat ini juga cukup
merata dan berbaur dengan cahaya matahari. Hanya saja karna bentuknya
yg besar cukup mengganggu bahkan menakuti hewan2 kecil yg sensitive
teradap benda asing.
Sumber foto : Andis atmajaya (fotografer .net)
E. Built in Flash dengan snoot + Diffuser.
Mungkin alat ini yg paling terjangkau dan sangat Variatif. Para peminat
menggunakan berbagai macam alat yg ada disekitar kita mulai dari
kardus bekas odol sampai botol bekas minuman susu anak2, yg didalamnya
dilapisi alumunium foil dan di beri diffuser didepanya.
Selain murah cahaya yg terlepas dari flash langsung menuju sasaran
tembak yg tepat sehingga mengasilkan ketajaman yg sangat baik. Namun
bila kita tidak mengatur dengn tepat intenitas cahayanya maka cahaya yg
jatuh terasa sangat kuat pada objek. Mungkin kelemahan dari penggunaan
alat ini adalah light yg dihasilkan tarasa flat karna cahaya tidak
menyebar secara merata.
2. Ketajaman
ketajaman menjadi hal mutlak dalam memuat foto makro, percuma saja
mendapatkan pembesaran yg maksimal kalau tidak tajam. Ketajaman
dipengaruhi banyak factor, yg paling menonjol dan sering kita alami
adalah karna guncangan .
3. Fokus
Foto yg tajam diperoleh dari fokus yang tepat, oleh karna itu dalam
macrofotografi focus harus didapat seakur mungkin. Dengan foks tg tepat
akan menghasilkan gambar yg sempurna.
4. DOF
Foto makro akan menjadi lebih indah apabila penerapan DOF yg tepat kita
bisa bayangkan jika foto seekor belalang kecil yg tajam dengan
background yg penuh dedaunan (terkesan ramai), mungkin akan sangat
mengganggu keindahan foto tersebut. Oleh karna itu terapkan DOF yg tepat
untuk menghasilkan BG yg lembut.
5. Komposisi
Jika foto yg kita hasilkan tajam dengan didukung BG yg lembut akan
lebih cantik bila kita mengkomposisinya dengan baik. cara mengkomposisi
yg termudah adalah dengan menerapkan rule of third. Kita akan semakin
trampil mengkomposisi sebuah foto makro dengan melatih terus menerus,
dan tidak ada salahnya melihat hasil karya orang lain untuk mencuri
idenya.
Baik seperti yang saya tulis di awal saya akan membahas lebih dalam mengenai teknik foto macro cara yang biasa saya gunakan .
Hal –hal yang perlu di persiapkan sebelum kita terjun ke lapangan :
1. Setingan kamera
A. Setting Picture Style di kamera
Karena saya menggunakan Canon maka (ma’af) settingan kamera yang saya tulis di sini adalah settingan kamera Canon.
Ubah menu sebagai berikut :
- Sharpness : 5-6
- Contrast : +1
- Saturation : +2
- Color Tone : 0
B. Parameter lainnya :
- Spot Metcring
- Day Light White Balance
- Color Space : sRGB
- Quality : RAW atau JPEG
- One shot dengan mode continous shooting
- Manual/Auto focus di lensa
- Gunakan AV atau TV mode, tergantung aktivitas objek.
2. Perlengkapan pendukung
Perlengkapan pendukung kadang kita abaikan karena kita berfikir kurang
atau bahkan tidak perlu padahal buat saya ini cukup penting sebagai
bagian untuk menghasilkan foto yang maksimal antara lain:
- Batang kayu kecil
Berfungsi untuk menyingkirkan dedaunan yang tidak terjangkau oleh
tangan atau akan mengganggu apabila kita gunakan tangan secara
langsung
- Handuk kecil
Rasanya lucu tapi ini penting karena boleh dicoba kita akan sangat berkeringat pada waktu kita membuat foto macro.
Karena kita cukup banyak mengeluarkan energi untuk mengatur irama nafas kita.
Perhatian utama ketika saya membuat foto macro mungkin sama dengan
tulisan saya sebelumnya namun kali ini saya akan menjelaskannya lebih
teknis dengan menyertakan parameter yang biasa saya gunakan :
1. Lighting
Pilihan saya jatuh pada cahaya matahari, cahaya yang luar biasa hebat
buat saya, menyebar secara merata dan favoritnya saya adalah sinar pagi
hari karena lembut dan memiliki warna sedikit menguning yang
menghasilkan tonal pada gambar yang sempurna.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat foto macro dengan lighting sang surya adalah :
A. Arah Cahaya
Jangan sekali-kali melawan cahaya matahari karena kita akan kehilangan
detail pada objek selain itu pasti menjadi tidak enak dipandang.
Membelakangi matahari adalah posisi terbaik meski tidak salah jika
mengatur posisi dari sisi samping.
Contoh Penganbilan dari sisi samping matahari :
B. Gunakan Lensa Hood
Penggunaan lensa hood buat saya cukup membantu terutama bila saya
mengambil gambar dari arah samping matahari, selain meredam flare yang
cukup mengganggu untuk foto macro juga sebagai penghalang debu atau
tetesan embun langsung ke bagian depan lensa.
2. Ketajaman & Focus
Saya menggabungkan ketajaman dan focus dalam pembahasan ini karena
saling terkait, untuk mendapatkan ketajaman dan focus yang maksimal maka
cara yang saya gunakan adalah :
A. Gunakan Spot Metering di kamera, ini sangat membantu untuk
menentukan titik focus yang akurat sehingga menghasilkan ketajaman yang
maksimal.
B. Gunakan manual focus sebagai prioritas dibanding auto focus. Saya
telah mengalami sendiri dengan Manual Focus ketajaman lebih dibanding
dengan Auto focus, selain jarak menjadi lebih dekat + 20 Cm (dibanding
kita menggunakan auto focus + 30 Cm) yang secara otomatis pembesarannya
pun menjadi lebih optimal. Penggunaan Manual focus menjadi syarat
mutlak buat saya bila objeknya sangat kecil, yang sangat sulit atau
bahkan tidak mungkin menggunakan Auto Focus karena focus tidak
tertangkap dengan baik oleh kamera.
3. D O F
DOF (Depth OF Field) atau Ruang Ketajaman menjadi unsur pendukung yang
tidak terpisahkan untuk memperindah sebuah foto macro. DOF dipengaruhi
beberapa factor diantaranya bukaan diafragma dan jarak lensa ke POI
(Point Of Interest), semakin besar nilai Diafragma (F) yang ditandai
dengan angka semisal ½,8 atau ¼ maka ruang ketajaman juga akan
semakin sempit. Begitupun juga dengan jarak lensa terhadap POI semakin
dekat maka ruang ketajaman akan semakin sempit pula.
Hal-hal yang menjadi perhatian saya untuk menentukan nilai F
(diafragma) agar dapat menghasilkan DOF yang baik dan ketajaman yang
sempurna terhadap objek yaitu :
A. Posisi POI
- Bila posisi POI kita ambil (shot) dari sisi samping saya menggunakan
F5,6 – 9 dengan jarak sekitar 20 Cm dengan Manual focus atau 30 Cm
dengan Auto Focus.
Ket : F : 7.1 Speed : 125 ISO : 200
- Bila posisi frontal (dari depan ke belakang) maka F yang saya gunakan
>11 itupun belum mendapatkan ruang tajam secara merata, kendalanya
adalah bila saya menggunakan F>16 maka speed akan sangat rendah dan
resiko shake menjadi sangat besar.
Ket : F : 11 Speed : 80 ISO : 250
B. BG (Back Ground)
BG yang lembut dan warna yg kita nginkan dihasilkan dari penerapan DOF
yang tepat, pengalaman saya untuk mendapatkan BG yang lembut maka jarak
POI dengan BG harus 1.5 kali lebih jauh dari jarak lensa ke POI
Ket : jarak lensa ke POI 40 Cm sedang POI ke BG 40 Cm
Ket: Jark lensa ke POI 30 Cm sdangkan jarak POI ke BG 40 Cm
4. Moment
Kehidupan hewan kecil yang sering terabaikan di sekitar kita akan
menjadi hal yang mengagumkan apabila terekam pada saat mereka
beraktifitas keseharian, seperti makan,minum,kawin bahkan buang
kotoran,dan lain-lain.
Foto makro akan memiliki nilai tambah bila dapat menghadirkan sebuah
cerita , moment yang tak terduga menjadi incaran pemikat para
macromania, semakin langka sebuah moment semakin menarik dan bernilai
sebuah foto makro.
Berangkatlah kelapangan untuk hunting pada pagi hari karena itulah saat
hewan kecil mulai beraktifitas layaknya manusia, banyak moment yang
akan kita dapat pada pagi hari dibanding kita melakukannya pada sore
hari.
Contoh Momen – momen Unik :
Kawin.
Memangsa :
Minum :
Buang hajat.
Bertelur.
5. Komposisi
Mungkin ini yang sering terabaikan oleh peminat foto makro, padahal
komposisi merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam sebuah karya foto
termasuk foto Macro.
Dengan kejelian dan ketrampilan mengkomposisi sebuah foto macro maka
akan menambah keindahan foto tersebut bahkan lebih dari itu dapat
menjadi symbol sebuah cerita dalam foto tersebut.
Contoh komposisi :
Sahabat peminat Foto Macro,
Inilah artikel singkat saya yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya
sebagai peminat Macrophotografi tentu banyak hal yang masih harus saya
pelajari karena begitu bayak cara untuk menghasilkan sebuah foto macro
yang luar biasa.
Untuk itu saya mohon ma’af apabila dalam tulisan ini ada yang kurang,
terutama dalam hal tehnik fotografi yang benar juga mohon ma’af jika
bahasa dan tehnik penulisan artikel ini yang kurang baik.